Menag: Kita Harus Punya Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan Spesifik

By Admin

nusakini.com--Persoalan manuskrip merupakan persoalan penting, karena manuskrip menyimpan informasi masa lalu yang perlu menjadi rujukan orang masa sekarang. 

“Pemahaman ini tidak semua orang memiliki,” ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin saat rapat pembahasan Pusat Kajian Manuskrip keagamaan Nusantara di Kantor Kemenag Jalan M.H. Thamrin No.6 Jakarta, kemarin.

Pembahasan didahului paparan Kapus Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Muhammad Zain tentang Grand Design Pusat Kajian Manuskrip keagamaan Nusantara dan Program Digitaliasi 20.000 lembar manuskrip pada tahun 2018. 

Menag menegaskan, bahwa ide besar pendirian pusat kajian manuskrip keagamaan ini diperlukan adalah karena tidak semua orang mengerti dan peduli manuskrip. 

“Ini barang yang sangat sophisticated , namun memuat rekaman masa lalu. Masa lalu harus kita kuasai. Bahkan semua kitab suci itu juga bicara masa lalu. Mimpi saya, kita harus punya pusat kajian manuskrip kegamaan yang spesifik dan menjadi program prioritas Puslitbang Lektur tahun 2018. Gambaran pelaksanaannya adalah seperti Baitul Quran,” kata Menag. 

Untuk itu, lanjutnya, naskah akademik yang komprehensif dan sistematis perlu dihadirkan segera dengan mengundang pakar-pakar terkait untuk memastikan program-program strategis dan anggaran yang dibutuhkan. 

Menag selanjutnya mendorong perlunya mensosialisasi isi manuskrip tersebut kepada generasi milenial. Menurutnya, program-program unggulan manuskrip perlu diciptakan agar dapat menyedot perhatian publik. 

“Program ini harus terus digaungkan ke publik lewat media sosial, Facebook, Instagram, Twitter dan lainnya,” ujarnya. 

Menag menekankan perlunya naskah akademik terlebih dahulu yang harus disiapkan tahun ini untuk menghadirkan Pusat Kajian Manuskrip Keagamaan Nusantara tersebut. Selanjutnya, kolaborasi dan bersinergi dengan lembaga-lembaga yang sudah ada adalah penting agar dapat inline dalam melaksanakan program-program prioritas. 

Kapus Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi M Zain menyebutkan, untuk merealisasikan gagasan Menag tersebut, sejumlah program di Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi sedang direvisi pada tahun 2018, antara lain; melaksanakan benchmarking dan ekstradisi naskah di dalam dan luar negeri, penguatan dan pendirian lembaga tahqiq pada 30 tempat (kerjasama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan pondok pesantren). 

Selanjutnya, konservasi dengan mencari dan mengidentifikasi naskah pada 120 wilayah di seluruh Nusantara, digitalisasi naskah 20.000 lembar untuk tahun 2018 yang akan dibuat aplikasi e-manuskrip di Android agar generasi milenial bisa menikmati khazanah intelektual Indonesia yang sangat kaya ini. 

Tampak hadir, Kepala Badan Litbang dan Diklat Abd. Rahman Mas’d, Staf Ahli Menteri Oman Fathurahman, Sekretaris Menteri Khoirul Huda, para pejabat di lingkungan puslitbang Lektur, dan beberapa tim naskah lainnya dari UIN dan Peneliti Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi.(p/ab)